Kamis, 01 November 2018

Lagi-lagi soal ego.





Aku tidak tahu apa yang menjadi patokan sebuah rasa, ketika aku ingin menjauh atau menghilang. Ketika itu pula selalu ada cara untuk kita bersapa, padahal inginku kita tidak pernah lagi saling berkomunikasi. Bukan, bukan aku memutuskan tali silaturahmi. Tapi, sepertinya jika kita sama-sama saling menjauh tidak akan ada lagi cerita berikutnya tentang aku denganmu.
Entah kenapa, ego dan gengsi susah sekali ditaklukan. Aku pernah coba beberapa kali menemui orang baru, mencoba menjalani hubungan baik dengan mereka. Tapi si hati tidak pernah bisa sewelcome aku kepada penghuni yang dulu. Ia selalu menolak, menjauh dan menghilang. Yang pada akhirnya balik ke kamu.

Aku ingin kita jauh, jauh sejauh-jauhnya. Seperti dulu sebelum kita saling mengenal. Inginku kita sama-sama menjadi orang asing kembali. Aku tidak mengenal mu dan kau tidak mengenal ku.
Anehnya, ketika aku ingin menghilangkan semuanya. Semesta selalu punya celah untuk menemukan api dengan air, padahal bulan dan matahari pun tidak pernah bertemu.
Anehnya, ketika aku duduk sendirian. Kau selalu membuat dirimu seolah ada. Dan aku tak lagi kesepian.

Satu hal yang selalu kutakuti, kau tidak pernah bisa memutuskan sesuatu. Bisa memulainya tapi tidak bisa mengakhiri, bahkan ketika ada mobil didepanmu badanmu jatuh dan terluka kau tetap diam saja.

Hari ini, tengah malam
Pukul 00.30