Rabu, 19 Desember 2018



Bahagia itu tidak pernah bisa dibeli.
Bahagia itu dicari.
Bahagia itu kita yang ciptakan sendiri.

Tak peduli uang habis karena harus membayar kendaraan yang harganya tak terduga.
Tak peduli saat itu hujan seharian dan harus menunggu reda.
Tak peduli diperhatikan orang disekitar karena terlalu kencang kita tertawa.

Jika dengan mereka saja aku bisa sebahagia ini, kenapa aku harus memikirkan segala hal yang membebankan. Ketika bertemu dengan mereka aku melupakan banyak hal seperti tugas dan masalah-masalah lainnya. Dengan mereka banyak sekali yang aku bicarakan, banyak sekali hal-hal yang selalu kita tertawakan, banyak sekali mimpi yang diinginkan, juga banyak sekali halu-halu yang tiada henti diucapkan.

Kita terlalu banyak mengkhayal, khayalan yang kita bicarkan bukan semata-mata iseng hanya diucapkan saja. Tanpa disadari semua yang kita bicarakan ingin kita wujudkan satu persatu. Berkhayal itu tidak salah, yang salah adalah ketika kita berkhayal lalu khayalan kita tidak terwujud dan kita kecewa. Katanya memang tidak boleh bukan berkhayal terlalu tinggi?

Hari itu, ingin rasanya memberhentikan waktu, supaya tidak cepat berlalu. Semua yang terjadi seharian saat itu terlalu bahagia, banyak tawa yang dikeluarkan sampai lupa kalau kita harus pulang. Liburanku memang sesederhana ini.

Terima kasih liburan singkat yang menyenangkan, nanti kita jalan-jalan lagi ya!🖤

Hari minggu,
16 Desember 2018
Gunung Tangkuban Perahu






















  

        




















 

  


















Sabtu, 08 Desember 2018

Sudah Pernah

Pernah merasakan jadi mahasiswa aktif yang hectic banget, ikut organisasi dan kepanitiaan.

Ternyata seruu, tapi... cape juga.
Terlalu banyak menghabiskan waktu di luar kostan, kostan aja cuma sebagai tempat nginep buat tidur dari jam 12 malem sampe jam 6 pagi. Selebihnya semua kegiatanku ada di luar kampus.

Selama kehectican itu berlangsung, tak jarang mendapatkan banyak masalah dari orang yang berbeda. Aku belajar memahami karakter orang lain, belajar menghargai waktu, belajar mendengarkan pendapat mereka yang kemauannya berbeda, sering juga berdebat dengan teman sendiri. Seharusnya begitu, tapi dia ingin itu, dan aku tak mau begitu. Atau tentang kerjaan yang tak sesuai dengan forsinya, padahal kita sudah mempunyai jobdesc masing-masing semua sama, semua rata. Tapi, ada yang harus memikul beban lebih dari forsi yang diberikan. Hal ini terjadi oleh mereka yang tidak bertanggung jawab, oleh mereka yang tidak bisa bertahan pada pilihan, oleh mereka yang tak konsisten atas apa yang mereka perbuat. Akhirnya malah menjadi beban orang lain.

Kesel, marah, nangis, seneng, bete, kecewa, nungguin, ditungguin semuanya selalu ada dalam setiap kepanitiaan dan organisasi. Aku cape, tapi aku seneng, aku sedih, tapi aku lega, aku beruntung, tapi aku takut, takut kangen hehe. Itu yang selalu aku rasain setiap ada kejadian yang aku ambil dan aku alami.

Aku memang orang yang terlalu berlebihan, dan aku mengakui itu. Aku mudah senang, mudah sedih juga. Alhasil setiap apapun yang kulakukan, lalu selesai, aku akan sangat merindukan hal itu, kadang aku ingin semua bisa terulang lagi. Tapi, tidak mungkin. Tak jarang aku juga menyesali apa yang sudah aku pilih, tapi lagi aku berpikir "kalau gak milih ini, mungkin gaakan begini, mungkin selamanya gaakan tau kerjanya gimana."

Ternyata Allah selalu mempunyai rencana yang indah, padahal dulu mauku tidak seperti itu. Tapi Allah merancangnya dengan sedemikian rupa, Allah hadirkan masalah supaya aku bisa menyelesaikannya dengan dewasa.

Sekarang, aku memilih untuk berhenti dari semua hal yang sudah pernah diikuti. Bukan tidak ingin berkontribusi lagi, tapi sepertinya pelajaran kemarin yang sudah kudapat sudah cukup untuk menguras segala waktu, pikiran, dan hati.

Walaupun pernah menyesali pilihan
Tapi, aku tetap bertahan
Sampai akhir pekerjaan ku selesai
Karna pilihanku, adalah tanggung jawabku

Nanti kuceritakan warna-warni di 2018 ku:)


//di kamar kostan, belum mandi dan belum makan.
Pukul: 09.02

Kamis, 06 Desember 2018

Pada suatu hari ketika perjalanan tak lagi menyenangkan, justru malah melelahkan. kesibukan yang tiada henti, kegiatan yang terus menerus membuat semunya terasa lebih rumit dan sulit.
Aku banyak belajar dari pengalaman dan perjalanan orang-orang yang aku temui setiap hari, ada yang mengeluh, ada yang menyenangkan, ada yang menyedihkan, dan banyak lainnya.

Ternyata, tidak semua yang kita lakukan itu selalu benar dan salah. Kadang kita terlalu egois untuk menafsirkan sesuatu yang menurut kita buruk padahal ada orang lain yang lebih pahit lagi perjalanan hidupnya.

Aku, selalu suka mendengarkan dan menyaksikan orang-orang yang sedang terluka. Entah mengapa aku bangga kepada mereka yang tetap kuat dan berusaha terus tersenyum padahal keadaanya sedang tidak baik-baik saja.

Aku, ingin melakukan banyak perjalanan lebih dari saat ini. Ingin mengetahui banyak hal tentang bagaimana aku harus bisa memahami karakter setiap orang. Aku memang tidak bisa memberikan solusi dari setiap masalah yang mereka hadapi, tapi aku selalu berharap dengan aku mendengarkan menggunakan kedua telingaku. Itu sudah menjadi cukup bagi mereka yang tidak pernah didengar.

Setelah aku coba untuk memahami diriku agar aku bisa lebih mengerti tentang sebuah perjalanan menuju kebahagiaan, aku harus bisa menjelajahi dunia mereka yang lebih banyak merasakan sakit ketimbang aku. Kadang aku berfikir "apakah ada orang yang lebih sulit dari aku seperti saat ini?"

Jawabannya: banyak.
Aku saja yang terlalu meratapi nasib sendiri, padahal aku tau itu salah. Hehe, bukankah manusia memang seperti itu jika sedang dalam keadaan yang tak seperti biasanya?

Aku ingin ada, untuk mereka yang membutuhkan teman.
Aku ingin ada, untuk mereka yang ingin menangis. Aku ingin ada, untuk mereka yang ingin mengeluh.
Aku ingin ada, untuk mereka yang ingin disemangati.
Aku ingin ada, untuk mereka yang ingin bercerita sampai berlarut-larut.
Aku ingin ada, untuk mereka yang membutuhkan sandaran.
Aku ingin ada, untuk mereka yang selalu merasa sendirian.

Aku ada
Untuk kalian yang menginginkan semua itu ada.

Keluarga, sahabat, teman, dan kamu.


//Jatinangor
Pukul, 23:18