Selasa, 09 Juli 2019

Kehilangan selamanya.

Ini bukan cerita tentang kedua orang tua ku, ini cerita tentang mereka yang sudah kehilangan sosok ayah dan ibu.

Entah kenapa belakangan ini aku banyak mendapatkan kabar tentang kematian. Ibu teman ku, ibu saudaraku, ayah temanku, kakek temanku, saudara temanku dan banyak lagi.

Mereka yang biasanya terlihat periang, bahkan tak pernah menampakan muka sedih, mereka pandai menyembunyikan luka dan sakit. Tapi, ketika hari kehilangan itu tiba, aku melihat betapa hancurnya mereka saat itu, betapa terpukulnya mereka saat melihat orang yang melahirkannya dan merawatnya serta menjaganya senantiasa hingga besar kini, menghilang untuk selamanya. Iya, selamanya. Tidak akan pernah bangun dan bangkit kembali, mereka tidur selama-lamanya, mereka hilang selama-lamanya, mereka tidak akan bertemu kembali selama-lamanya. Ketika melihat mereka menangis tersedu-sedu rasanya sakit, kehilangan itu memang bukan tentang orang tuaku, tapi entah kenapa aku pun bisa merasakan duka mendalam.

Aku tau, kehilangan itu berat. Menghiklaskan tidak bisa semudah ketika berbicara, apalagi ini soal orang tua. Ayah dan ibu, dua sosok yang berperan penting dalam hidup setiap orang. Aku memaklumi mereka yang menyesal akan kehilangan tersebut, katanya mereka menyesal karena tidak pernah foto bersama, menyesal karena tidak bisa sering pulang, menyesal karena selalu gengsi mengucapkan sayang, menyesal karena sering marah-marah, menyesal karena suka banyak mau, menyesal karena belum bisa membahagiakan, dan menyesal karena tidak bisa memiliki banyak waktu untuk bercerita.

Bagaimana bisa mereka hidup tanpa sosok salah satunya? Bagaimana bisa mereka tetap kuat jika akar hidupnya sudah mati? Aku bahkan takut jika nanti hal tersebut terjadi kepadaku, aku bahkan tidak mempunyai kesiapan apapun, aku tidak pernah mau hal tersebut terjadi juga kepadaku, aku takut, kalau aku tidak bisa sekuat dan seikhlas mereka.

Berat ya? Sungguh, aku paham. Tidak mudah melanjutkan hidup tanpa sosok ayah dan ibu, tidak harus disesali terus menerus. Kalian bisa membalas semua penyesalan itu, tunjukan pada mereka bahwa kau mampu merubah semua kebiasaan burukmu. Jadikan mereka alasan untuk kalian berubah. Mereka akan tetap bangga, disana. Walaupun sudah beda dunia.

Kematian memang akan terjadi untuk semua orang, yang hidup pasti akan mati, yang datang pasti akan hilang. Kita harus bisa menerima semua itu, menerima kehendak Allah di waktu yang tak pernah terduga, mempersiapkan kebaikan, mempersiapkan amalan, mempersiapkan waktu kapan kita akan kembali ke sang Maha Pencipta.

Aku senang, jika banyak orang yg mengingatkan tentang kebaikan, tentang sedekah, tentang hutang piutang yang nantinya akan ditagih di akhirat, tentang semua tanggung jawab diri kita sendiri selama di dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar